Mata yang Tidak akan disentuh oleh Api Neraka



Menangis adalah sesuatu yang fitrah, sebuah sunnatullah yang diberlakukan oleh Allah untuk setiap hamba-Nya. Menangis yang disebabkan karena takut kepada Allah merupakan salah satu sifat orang-orang mukmin. Sebab orang yang berhati keras dan mempunyai banyak dosa tidak akan dapat meneteskan air mata takwanya untuk Allah SWT.



Seorang hamba yang menangis karena Allah, akan bergetar hatinya ketika nama Allah disebut, berguncang jiwanya ketika ia mengingat dosa dan maksiat yang telah dilakukannya. Inilah yang disebut tangisan keimanan, tangisan kebahagiaan dan tangisan hanifnya jiwa.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 2 bahwa, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakal.”

Menangis karena takut kepada Allah merupakan sebuah bukti keimanan seorang hamba yang tidak dapat direkayasa. Hal itu menunjukkan kelemahan manusia di hadapan Allah SWT. Jika di dunia tidak pernah menangis , niscaya anda akan menangis di akhirat.

Inilah Keutamaan Menangis Karena Allah SWT :

1. Berada Dalam naungan 'Arsy

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi no. 1633)

Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; …. dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhori [629] dan Muslim [1031]

2. Aman Dari Azab Allah Ta'ala

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi).

Sufyan Ats-Tsauri berkata bahwa, “Menangis itu terbagi menjadi sepuluh bagian, yang satu bagian karena Allah dan sembilan bagian lainnya semuanya karena riya’. Jika yang satu bagian itu terjadi setahun sekali, insya Allah dia akan selamat dari neraka.”

Tidaklah air mata dapat menyentuh satu tempat pun kecuali dia akan menjaganya. Tidaklah air mata menyentuh satu anggota badan pun kecuali neraka diharamkan menyentuhnya.

3. Berada dalam Naungan kecintaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Dari Abu Umamah ra,  bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua buah tetesan dan dua buah bekas. Yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Sedangkan dua buah bekas itu adalah bekas-bekas fii sabilillah (jihad) dan bekas-bekas mengamalkan kewajiban Allah.” (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’).

4. Diampuni dosa-dosanya

Abu Yahya, Malik bin Dinar menyatakan bahwa dengan menangisi satu kesalahan dapat menggugurkan banyak kesalahan, sebagaimana angin yang mampu menggugurkan daun-daun kering. Meskipun terdapat dua orang malaikat yang senantiasa menghitung nafas-nafasmu dan merekam suaramu yang pelan, serta selalu dituliskan dalam sebuah catatan amal dan tidak mengenal lupa. Namun ketika menghadapi tangisan, maka kondisinya bisa berbeda.

Yazid Ar-Riqasyi berkata, “Telah sampai riwayat kepadaku bahwa orang yang menangisi satu dosa dan sekian dosa-dosanya, maka dua malaikat penjaganya akan lupa terhadap dosa tersebut.”

5. Tanda taubat yang Benar

Yahya bin Mu’adz berpendapat dari pengamatannya terhadap kondisi kaum mukminin, bahwa tanda orang yang telah bertaubat yaitu meneteskan air mata, senang berkhalwat (menyendiri untuk beribadah kepada Allah), serta mau melakukan muhasabah atas semua keinginannya. (Shifatu Shafwah: 4/61).

Bahkan sebagian ulama menetapkan bahwa pohon taubat itu tidak pernah berhenti menyerap air selama-lamanya kecuali disiram dengan air mata.

6. Syi'ar hati yang Hidup

Jika ujung kayu yang kering dimasukkan ke dalam api, maka ujung yang satunya akan berkeringat. Demikian hal dengan hati, apabila dibakar dengan penyesalan terhadap dosa, maka kedua mata akan mencucurkan air mata, dan anggota badan akan melembutkan dengan sikap tunduk dan hati menjadi lembut dengan taubat dan khusyuk.



KEUTAMAAN MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLAH

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ، وَ شَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى اْلمَسَاجِدِ، وَ رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللهِ وَ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَ رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ، فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ، وَ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَاَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ يَمِيْنُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ، وَ رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى و مسلم و اللفظ له. فاما لفظ البخارى: حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), 3. seseorang yang hatinya senantiasa bergantung pada masjid-masjid (sangat mencintainya dan selalu melakukan shalat jamaah di dalamnya), 4. dua orang yang saling mengasihi karena Allah (keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah), 5. seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang punya kedudukan lagi cantik, tetapi dia mengatakan, “Aku takut kepada Allah !”, 6. seseorang yang bersedeqah dengan merahasiakannya sehingga tangan kanannya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya, 7. dan seseorang yang ingat kepada Allah diwaktu sunyi, sehingga meleleh air mata dari kedua matanya”. [HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu baginya. Adapun pada lafadh Bukhari disebutkan : Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedeqahkan tangan kanannya]


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. الترمذى و قال حديث حسن غريب

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang bermalam berjaga di jalan Allah”. [HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan gharib].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِى الضَّرْعِ وَ لاَ يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ دُخَانُ جَهَنَّمَ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح و النسائى و الحاكم و قال صحيح الاسناد

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu kembali ke teteknya. Dan tidak akan berkumpul debu fii sabiilillah dengan asap neraka jahannam”. [HR. Tirmidzi, ia berkata : hadits hasan shahih, Nasai dan Al-Hakim, ia berkata : shahih sanadnya].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ {اَفَمِنْ هذَا اْلحَدِيْثِ تَعْجَبُوْنَ، وَ تَضْحَكُوْنَ وَ لاَ تَبْكُوْنَ النجم:59-60} بَكَى اَصْحَابُ الصُّفَّةِ حَتَّى جَرَتْ دُمُوْعُهُمْ عَلَى خُدُوْدِهِمْ، فَلَمَّا سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِسَّهُمْ بَكَى مَعَهُمْ، فَبَكَيْنَا بِبُكَائِهِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَلِجُ النَّارَ مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مُصِرٌّ عَلَى مَعْصِيَتِهِ وَ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَجَاءَ اللهُ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ. البيهقى

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, ketika turun ayat yang artinya “Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan (Al-Quran) ini. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis ?. [QS. An-Najm 59-60], para Ash-habush Shuffah menangis sehingga air matanya membasahi pipi-pipi mereka. Setelah Rasulullah SAW mendengar tangis mereka itu beliau ikut menangis bersama mereka, sehingga kami menangis sebab tangis beliau. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah, dan tidak akan masuk surga orang yang terus menerus mengerjakan makshiyat. Dan seandainya kamu sekalian tidak punya dosa, tentu Allah mendatangkan suatu kaum yang berdosa, lalu Allah mengampuni mereka”. [Baihaqi]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَاتَتْ تَكْـَلأُ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ. ابو يعلى و رواته ثقات

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang bermalam berjaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah”. [HR. Abu Ya’la dan perawinya tsiqat].

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ حَيْدَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لاَ تَرَى اَعْيُنُهُمُ النَّارَ. عَيْنٌ حَرَسَتْ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَ عَيْنٌ كَفَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ. الطبرانى

Dari Mu’awiyah bin Haidah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang yang mata mereka tidak akan melihat neraka, yaitu mata yang berjaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang terjaga dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah”. [HR. Thabrani]

عَنْ اْلعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. الطبرانى

Dari Abbas bin Abdul Muththalib RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis di tengah malam karena takut kepada Allah dan mata yang di waktu malam berjaga di jalan Allah”. [HR. Thabrani]

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص: لَيْسَ شَيْءٌ اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ قَطْرَتَيْنِ وَ اَثَرَيْنِ: قَطْرَةُ دُمُوْعٍ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَ قَطْرَةُ دَمٍ تُهْرَاقُ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ اَمَّا اْلاَثَرَانِ، فَاَثَرٌ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ اَثَرٌ فِى فَرِيْضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. الترمذى و قال حديث حسن

Dari Abu Umamah RA dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua bekas, yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah (berperang) di jalan Allah. Adapun dua bekas ialah bekas yang terjadi di jalan Allah dan bekas melaksanakan kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah ‘Azza wa Jalla”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata hadits hasan].

عَنْ عَلِيٍّ رض قَالَ: مَا كَانَ فِيْنَا فَارِسٌ يَوْمَ بَدْرٍ غَيْرَ اْلمِقْدَادِ وَ لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَ مَا فِيْنَا اِلاَّ نَائِمٌ اِلاَّ رَسُوْلَ اللهِ ص تَحْتَ شَجَرَةٍ يُصَلِّى وَ يَبْكِى حَتَّى اَصْبَحَ. ابن خزيمة فى صحيحه

Dari Ali RA ia berkata : Tidak ada dari kalangan kami orang yang menunggang kuda pada perang Badr selain Miqdad. Dan sungguh aku melihat keadaan kita (di waktu malam) semuanya tidur kecuali Rasulullah SAW, beliau shalat di bawah pohon dan menangis hingga subuh”. [HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya].

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: اَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَ لْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَ ابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ. الترمذى و ابن ابى الدنيا و البيهقى

Dari ‘Uqbah bin Amir RA, ia berkata : Saya bertanya, “Ya Rasulullah, apakah yang menyelamatkan itu ?”. Beliau menjawab, “Kamu wajib menjaga lesanmu, rumahmu hendaklah bisa melapangkanmu dan menangislah atas kesalahan-kesalahanmu”. [HR. Tirmidzi, Ibnu Abid Dunya dan Baihaqi].

عَنْ ثَوْبَانَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: طُوْبَى لِمَنْ مَلَكَ نَفْسَهُ، وَ وَسِعَهُ بَيْتُهُ، وَ بَكَى عَلَى خَطِيْئَتِهِ. الطبرانى فى الاوسط و الصغير

Dari Tsauban RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Berbahagialah bagi orang yang bisa mengendalikan nafsunya, rumahnya bisa melapangkannya dan menangis atas kesalahan-kesalahannya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath dan Ash-Shaghir].

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: لَمَّا اَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَى نَبِيِّهِ ص هذِهِ اْلايَةَ {يـاَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ. التحريم:6} تَلاَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى اَصْحَابِهِ فَخَرَّفَتًى مَغْشِيًّا عَلَيْهِ فَوَضَعَ النَّبِيُّ ص يَدَهُ عَلَى فُؤَادِهِ، فَاِذَا هُوَ يَتَحَرَّكُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا فَتَى قُلْ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. وَ قَالَهَا، فَبَشَّرَهُ بِاْلجَنَّةِ. فَقَالَ اَصْحَابُهُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَمِنْ بَيْنِنَا؟ فَقَالَ: اَوَمَا سَمِعْتُمْ قَوْلَهُ تَعَالَى: {ذلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَ خَافَ وَعِيْدِ. ابراهيم:14}. الحاكم و قال: صحيح الاسناد

Dari Ibnu Abbas RA ia berkata : Setelah Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat ini kepada Nabi-Nya, (Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu [QS. Tahrim : 6]), lalu pada suatu hari Rasulullah SAW membacakan kepada para shahabatnya, maka tiba-tiba ada seorang pemuda yang pingsan. Kemudian Nabi SAW meletakkan tangannya di bagian hatinya, tiba-tiba dia bisa bergerak. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Hai pemuda, katakanlah, “Laa ilaaha illallaah”. Lalu pemuda itu mengucapkannya, maka beliau menggembirakannya dengan surga. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hal itu termasuk untuk kami ?”. Beliau bersabda, “Apakah kalian belum mendengar firman Allah Ta’aalaa (Yang demikian itu (adalah ) untuk orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadlirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku) [QS. Ibrahim : 14]”. [HR. Al-Hakim, ia berkata shahih sanadnya].

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ ص هذِهِ اْلايَةَ {وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ. التحريم:6} فَقَالَ: اُوْقِدَ عَلَيْهَا اَلْفُ عَامٍ حَتَّى احْمَرَّتْ وَ اَلْفُ عَامٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ وَ اَلْفُ عَامٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ لاَ يُطْفَأُ لَهِيْبُهَا، قَالَ: وَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلٌ اَسْوَدُ فَهَتَفَ بِاْلبُكَاءِ، فَنَزَلَ عَلَيْهِ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ: مَنْ هذَا اْلبَاكِى بَيْنَ يَدَيْكَ؟ قَالَ: رَجُلٌ مِنَ اْلحَبَشَةِ. وَ اَثْنَى عَلَيْهِ مَعْرُوْفًا. قَالَ: فَاِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ { وَ عِزَّتِى وَ جَلاَلِى وَ ارْتِفَاعِى فَوْقَ عَرْشِى لاَ تَبْكِى عَيْنُ عَبْدٍ فِى الدُّنْيَا مِنْ مَخَافَتِى اِلاَّ اَكْثَرْتُ ضَحِكَهَا فِى اْلجَنَّةِ}. البيهقى و الاصبهانى

Dari Anas RA ia berkata : Rasulullah SAW  membaca ayat ini (waquuduhannaasu wal hijaarah), kemudian beliau bersabda, “Dinyalakan pada api neraka selama seribu tahun sehingga memerah dan seribu tahun lagi sehingga memutih, dan dinyalakan seribu tahun lagi sehingga menghitam. Maka api neraka itu berwarna hitam gelap, tidak dipadamkan nyalanya”. (Anas) berkata : Pada waktu itu di depan Rasulullah SAW ada seorang lelaki hitam lalu ia menangis, maka malaikat Jibril AS turun lalu bertanya (kepada Nabi SAW), “Siapakah orang lelaki yang menangis di hadapanmu ini ?”. Nabi SAW menjawab, “Dia seorang laki-laki dari Habasyah”. Kemudian (malaikat Jibril) memujinya. (Jibril) berkata : Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Demi Keperkasaan dan Kegagahan-Ku, serta Ketinggian-Ku di atas Arsy-Ku, tidaklah menangis mata hamba-Ku di dunia karena takut kepada-Ku, kecuali Aku memperbanyak tertawanya di surga”. [HR. Baihaqi dan Al-Ashbihani].

عَنِ اْلعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اِقْشَعَرَّ جِلْدُ اْلعَبْدِ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ كَمَا يَتَحَاتُّ عَنِ الشَّجَرَةِ اْليَابِسَةِ وَرَقُهَا. البيهقى و ابو الشيخ ابن حبان

Dari ‘Abbas bin Abdul Muththalib RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kulit seorang hamba merinding karena takut kepada Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran sebagaimana daun-daun berguguran dari pohon yang kering”. [HR. Baihaqi dan Abusy-Syaikh Ibnu Hibban].

و فى رواية قال: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص تَحْتَ شَجَرَةٍ فَهَاجَتِ الرِّيْحُ فَوَقَعَ مَا كَانَ فِيْهَا مِنْ وَرَقٍ نَخِرٍ وَ بَقِيَ مَا كَانَ مِنْ وَرَقٍ اَخْضَرَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مَثَلُ هذِهِ الشَّجَرَةِ؟ فَقَالَ اْلقَوْمُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. فَقَالَ: مَثَلُ اْلمُؤْمِنِ اِذَا اِقْشَعَرَّ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَقَعَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ وَ بَقِيَتْ لَهُ حَسَنَاتُهُ. البيهقى

Dan dalam satu riwayat (Abbas) berkata : Dahulu kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW di bawah pohon, lalu bertiup angin kencang, maka berjatuhan daun-daun kering dari pohon itu, dan tetaplah di pohonnya daun-daun yang hijau. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana perumpamaan pohon ini ?”. Lalu orang-orang berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau bersabda, “Perumpamaan orang mukmin itu apabila merinding karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla, berguguranlah dosa-dosanya dan tetaplah padanya kebaikan-kebaikannya”. [HR. Baihaqi]


________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar