Uwais al-Qarny



Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hiduplah seorang pemuda yang tak dikenal penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia memiliki ciri-ciri fisik seperti mata yang berwarna biru, rambutnya yang merah, cukup tampan, pundaknya lapang panjang, kulitnya berwarna kemerah-merahan. Dia ahli membaca al-Qur'an dan menangis. Dialah Uwais al-Qarny.

Uwais al-Qarny telah memeluk islam sejak masa negeri Yaman mendengar seruan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah diutus dengan tujuan mengajak manusia untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Oleh karena itu, setelah seruan islam sampai ke negeri Yaman, ia segera memeluk agama islam karena selama ini hati Uwais selalu merindukan kebenaran.

Uwais al-Qarny adalah seorang pemuda yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebenarnya Uwais ingin bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi dia tak punya cukup bekal untuk pergi ke Madinah dan jika Uwais pergi tidak ada yang merawat sang ibu.

Diceritakan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah mengalami cedera dan gigi beliau patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Akhirnya, kabar ini terdengar oleh Uwais sehingga dia memukul giginya dengan batu hingga patah.

Hari silih berganti dan musim berlalu, sementara Uwais amat sangat rindu kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Uwais merenungkan diri dan berkata kapankah ia dapat mengunjungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tapi bukankah ia sedang dibutuhkan oleh ibunya yang sedang butuh perawatannya dan tak tega meninggalkannya. Hatinya selalu gelisah siang malam karena kerinduannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya untuk berangkat bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah. Sang ibu terharu dengan permintaan anaknya. Lalu sang ibu berkata kepada Uwais "Temuilah beliau di rumahnya dan jika sudah bertemu segeralah pulang".

Dengan perasaan gembira Uwais pun berkemas untuk berangkat dan menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan pada tetangganya agar dapat menemani ibunya.

Sesudah berpamitan kepada ibunya, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang jaraknya kurang lebih 400 km dari Yaman.

Tibalah Uwais di Madinah. Kemudian ia bergegas menuju rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mengetuk pintu dan dibukanya pintu itu oleh 'Aisyah radhiyallahu anha. Setelah itu, Uwais menanyakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ingin dijumpainya. Ternyata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di medan perang.

Uwais pun merasa kecewa. Dalam hatinya ingin rasanya menunggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, akan tetapi Uwais juga teringat perkataan ibunya agar cepat pulang ke Yaman "engkau harus lekas pulang". Karena ketaatan pada ibunya, ia akhirnya mohon pamit kepada 'Aisyah radhiyallahu anha untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitip salam untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melangkah pulang dengan merasa haru.

Sepulang dari medan perang, Nabi langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Uwais al-Qarny adalah anak yang taat pada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit).

Menurut informasi  'Aisyah radhiyallahu anha memang benar ada yang mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi orang tersebut segera kembali ke negerinya. Karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Kalau kalian ingin berjumpa dengannya (Uwais), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya."

Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memandang kearah sahabat Ali radhiyallahu anhu dan Umar radhiyallahu anhu dan bersabda:
"Suatu ketika, apabila kalian menemuinya, mintalah do'a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi"

Waktu terus berjalan dan tak lama kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, hingga kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu diestafetkan kepada Umar radhiyallahu anhu.

Suatu ketika, Umar teringat akan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Uwais al-Qarny sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada Ali radhiyallahu anhu untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua selalu menanyakan Uwais al-Qarny.

Suatu ketika ada rombongan dari Yaman datang. Segera khalifah Umar dan sayyidina Ali mendatangi mereka dan bertanya apakah Uwais al-Qarny turut bersama mereka. Rombongan itu menjawab "iya ada, dia berada di perbatasan kota dan sedang menjaga unta-unta. Mendengar jawaban tersebut, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qarny.

Sesampainya di kemah khalifah Umar dan sayyidina Ali memberi salam. Namun, Uwais sedang shalat. Setelah shalat Uwais menjawab kedua salam tamu istimewa tersebut. Sewaktu berjabatan, khalifah Umar langsung membalikkan tangan Uwais, dan ternyata benar dialah Uwais al-Qarny.

Setelah itu khalifah Umar dan sayyidina Ali memohon agar Uwais mau mendoakan mereka. Uwais enggan dan berkata kepada khalifah "sayalah yang harus meminta doa kepada kalian". Khalifah Umar membalas "kami datang kesini untuk mohon do'a dan istighfar dari Anda". Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais akhirnya memenuhi keinginan mereka.

Setelah itu Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan Uwais. Uwais menolak halus tawaran Umar dengan berkata "hamba mohon supaya kali ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."

Meninggalnya Sang Penghuni Langit

Meninggalnya Uwais al-Qarny telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan mengurusi jenazah dan pemakamannya. Padahal, Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai jenazahnya dimasukkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Engkau (Uwais) Telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah banyak. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.

Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahui siapa Uwais al-Qarny yang ternyata ia adalah seseorang yang tak dikenal di bumi tapi terkenal di langit.


Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar