Kisah Seorang Pemuda yang Menemui Ajalnya di Langit







Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan kematian akan menjemputnya. Hal ini sudah menjadi rahasia Allah. Seringkali kita mendengar seseorang yang berada dalam kondisi sehat wal’afiat di pagi harinya, namun ketika sore hari tiba-tiba kematian menjemput dirinya. Sering pula kita mendengar seseorang yang sedang menaiki kendaraan untuk tujuan rekreasi, namun ketika dalam perjalanan terjadilah kecelakaan yang menimpanya sehingga merenggut nyawanya. Yang menyedihkan adalah, banyak orang yang meninggal dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala sehingga mereka pun meninggal dalam keadaan yang buruk dalam pandangan Allah. Seperti misalnya banyak orang yang meninggal akibat overdosis narkoba, ada pula yang meninggal karena terlalu banyak minum khamar, meninggal ketika berada di tempat-tempat maksiat, dan sebagainya.


Mengenai rahasia kematian ini, ada sebuah kisah yang sungguh menarik. Dikisahkan bahwa ada seorang pemuda yang senantiasa berdo’a kepada Allah di siang dan malam hari. Dia adalah seorang pemuda yang shaleh. Dalam do’anya, dia bermunajat kepada Allah, “...Ya Allah, ampunilah aku dan malaikat penjaga matahari.” Karena terus-menerus dido’akan oleh sang pemuda, lalu malaikat penjaga matahari meminta izin kepada Allah untuk menemui sang pemuda. Dan setelah diizinkan, lalu ia turun ke bumi. Malaikat penjaga matahari itu pun menemui sang pemuda dan berkata, “Sesungguhnya engkau memperbanyak do’a kepada Allah untukku, maka apakah sebenarnya kepentinganmu?” Pemuda itu menjawab, “Aku bermaksud agar engkau mau membawaku ke tempatmu. Lalu aku bermaksud lagi agar engkau sudi menanyakan tentang ajalku kepada malaikat maut.” Malaikat penjaga matahari berkata, “Baiklah apabila itu keinginanmu, maka aku akan membawamu ke tempat dudukku dan menanyakan kapan ajalmu tiba kepada malaikat maut.”





Singkat cerita, dibawanya pemuda itu ke tempat malaikat penjaga matahari. Setelah mereka tiba disana, pemuda itu disuruh menempati tempat duduk malaikat penjaga matahari tersebut. Kemudian ia pergi ke tempat malaikat maut dan menceritakan peristiwa yang dialaminya serta tentang keperluan pemuda itu. Setelah malaikat maut membuka dan meneliti nama pemuda itu, lalu ia berkata: “Waktunya masih jauh. Saudaramu ini memiliki kesopanan yang agung. Dan dia akan meninggal, sampai dia menduduki kursimu.” Malaikat matahari berkata: “Ia sekarang telah duduk di kursiku.” Maka malaikat maut menjawab, “Ia akan meninggal di sisi Rasul kita. Dan yang demikian itu mereka tidak mengetahuinya.”

Dari cerita di atas, kita bisa menarik suatu kesimpulan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui kapan ajalnya tiba. Kematian sepenuhnya adalah rahasia Allah. Namun perbedaan antara ajal manusia dengan hewan terletak pada dzikirnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Para binatang itu ajalnya berada pada dzikirnya. Maka jika mereka meninggalkan dzikirnya, maka Allah mencabut nyawanya.”

Dan telah disebutkan pula bahwa Allah itu Maha Berkuasa mencabut segala nyawa. Namun seluruh proses pencabutan itu diserahkan kepada malaikat maut. Hal ini sebagaimana disandarkannya kematian seseorang dengan sebab terbunuh atau sakit.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahulah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. [1] Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Az-Zumar: 42)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar